Karakteristik Organoleptik dari tempe modifikasi dengan kacang kedelai hitam (Glycine max (L) Merrit)
DOI:
https://doi.org/10.51402/jle.v2i2.57Keywords:
fermented, soybean, black soybean, tempeh, organolepticAbstract
Tempeh is a fermented food from soybean seeds using the fungus Rhizopus oligosporus. Tempeh is usually made from ordinary fermented soybeans. However, there are various types of beans besides ordinary soybeans, one of which is black soybeans. Food product innovation is closely related to consumer acceptance. Acceptance can be measured using organoleptic test. Organoleptic testing is an important component in the process of making food product innovations. In this study, tempeh was made with a mixture of soybeans and black soybeans in a ratio of 50:50. The resulting tempeh was then tested organoleptically including the parameters of color, texture, aroma, and overall and compared with commercial tempeh on 45 panelists. Based on this research, it is known that the overall parameters, namely color, texture, aroma, and overall in soybean tempeh and 50:50 black soybeans have lower acceptability than commercial tempeh so that further development of these products is needed so that consumer acceptance is higher increase.
References
Bintanah, S., & Handarsari, E. (2014). Komposisi kimia dan organoleptik formula nugget berbasis tepung tempe dan tepung Ricebran. Indonesian Journal of Human Nutrition, 1(1), 57-70.
Insan, S., Tarmukan, T., & Fauziyah, M. (2021). Pengkondisian Suhu Air Perebusan Kedelai Pada Pembuatan Tempe Dengan Metode PID. Jurnal Elektronika Otomasi Industri, 6(3), 40-47.
Muslikhah, S., Anam, C. & Andriani, M. (2013). Penyimpanan tempe dengan metode modifikasi atmosfer (modified atmosphere) untuk mempertahankan kualitas dan daya simpan. Jurnal Teknosains Pangan, 2(3), 51- 60.
Muthmainna., Sabang, Sri Mulyani., dan Supriadi. (2016). Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap Kadar Protein dari Tempe Biji Buah Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala). Jurnal Akademi Kimia, 5(1), 50-54.
Nurhadianty, V., Cahyani, C., Nirwana, W. O. C., dan Dewi, L. K. 2018. Pengantar Teknologi Fermentasi Skala Industri. UB Press. Malang.
Rasmito, A., Hutomo, A., & Hartono, A. P. (2019). Pembuatan pupuk organik cair dengan cara fermentasi limbah cair tahu, starter filtrat kulit pisang dan kubis, dan bioaktivator EM4. Jurnal IPTEK, 23(1), 55-62.
Razie, F., & Widawati, L. (2018). Kombinasi Pengemasan Vakum Dan Ketebalan Kemasan Untuk Memperpanjang Umur Simpan Tempe. AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, 5(1), 94-107.
Rofita, D. 2020. PEMANFAATAN REMPAH-REMPAH UNTUK BAHAN SUPLEMEN DALAM PEMBUATAN TEMPE. CIWAL (Jurnal Ilmu Pertanian dan Lingkungan), 1(1), 18-22.
Rokhayati, U. A. (2011). Pengaruh Penggunaan Asam Cuka dan Substitusi Susu Kedelai terhadap Bau Tahu Susu. Jurnal Inovasi, 8(1), 113-122.
Sine, Y., & Soetarto, E. (2020). Kualitas Tempe Gude (Cajanus cajan (L) Millps.) Berdasarkan Karakteristik Morfologi Dan Lama Waktu Fermentasi. Indigenous Biologi: Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi, 3(3), 96-102.
Tarwendah, I. P. (2017). Jurnal review: studi komparasi atribut sensoris dan kesadaran merek produk pangan. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 5(2), 66-73.
Vio, G., Luqman, M., & Herwandi, H. (2020). Implementasi Kontrol PI Untuk Pengaturan Suhu Pada Perbusan Kedelai Dalam Proses Pembuatan Tempe. Jurnal Elektronika dan Otomasi Industri, 3(1): 77-83.
Wijanarko, D., & Hasanah, S. (2017). Monitoring suhu dan kelembaban menggunakan sms gateway pada proses fermentasi tempe secara otomatis berbasis mikrokontroler. Jurnal Informatika Polinema, 4(1), 49-49.
Wijaya, C. H., & Nurjanah, S. (2015). pada Pembuatan “Quick Tempe” Skala Industri Rumah Tangga Implementation and Profit Analysis of Back-slopping Technology at “Quick Tempe” Making Process in Household Industry. JURNAL PANGAN, 24(1), 49-62.