Jurnal Litbang Edusaintech
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle
en-US[email protected] (Moh. Yamin Darsyah)[email protected] (Moh. Yamin Darsyah)Sun, 20 Nov 2022 00:00:00 +0000OJS 3.2.1.1http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60Hubungan Antara Reumatoid Faktor Terhadap Jumlah Leukosit Pada Penderita Rematik
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/111
Annisa Nurul Hikmah, Budi Santosa, Herlisa Anggraini
Copyright (c) 2023 Jurnal Litbang Edusaintech
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/111Sun, 20 Nov 2022 00:00:00 +0000Implementasi E-Learning Di Masa Pandemi Sebuah Tantangan Bagi Lembaga Pendidikan
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/20
<p><em>Dampak pandemi corona virus 19 </em><em>ternyata telah membawa sebuah perubahan yang besar dan mendesak pada berbagai sektor, satu diantaranya adalah pada lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi. Hal tersebut mempengaruhi perubahan-perubahan dan pembaharuan kebijakan untuk diterapkan. </em><em>Artikel ini membahas tentang Implementasi E-Learning </em><em>d</em><em>i Masa Pandemi</em> <em>Sebuah Tantangan Bagi Lembaga Pendidikan</em><em>. </em><em>Penelitian ini dilakukan </em><em>berdasarkan pengamatan pada beberapa sekolah</em> <em>di lembaga pendidikan sekolah dasar di Sambas-Indoensia</em><em>.</em> <em>Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan. </em><em>Hasil analisis dari kajian ini menyimpulkan bahwa</em> <em>tantangan bidang teknologi</em><em>, </em><em>tantangan di bidang ekonomi</em><em>, </em><em>tantangan dibidang kebudayaan</em><em>, </em><em>tantangan dibidang sosial kemasyarakatan</em><em>, </em><em>tantangan dibidang sistem nilai</em><em>, dan </em><em>tantangan dibidang politik</em>.</p> <p> </p>Suriadi Samsuri, Mursidin Mursidin, Wahidah Wahidah
Copyright (c) 2023 Jurnal Litbang Edusaintech
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/20Mon, 18 Dec 2023 00:00:00 +0000Studi Literatur : Luaran Fungsional Pasien Hirshcsprung Pasca Pull-Through Berdasarkan Skor Rintala
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/23
<p><em>Hirschsprung's disease is a disorder that causes interference with the absence of innervation in the colon, causing peristalsis in the colon. Treatment of Hirschsprung performed surgically using the Pull-through method. Data regarding the post-pull-through functional outcome has not been obtained, especially in Indonesia. Using the Rintala score, this study aims to analyze the functional outcome of post-pull-through Hirschsprung patients based on the Rintala score from a literature study. This study used a literature review approach as many as fifteen literature sources from Google Scholar, Pubmed, Science Direct, Elsevier and DOAJ according to the inclusion criteria set by the researcher. Based on the results of the literature study, from 15 literatures there are 14 literature have information about the age, sex, and complications of Hirshscprung patients after the pull-through. And from 15 literatures, all literature has information about post Pull-though evaluation using the Rintala score and the type of Pull-through operation used. Based on the gender of the Hirschsprung patient, it was more common in boys, the age at evaluation ranged from 3 to 11 years. Post pull-through complications are enterocolitis, anastomotic stricture, and constipation. The results of the Rintala scoring show that the interpretation of "continence is good" in all the literature and most of the literature uses the TEPT technique.</em></p> <p><strong><em>Keyword:Hirschsprung Disease, Pull-through, Rintala Score</em></strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit Hirschsprung merupakan kelainan yang ditandai dengan tidak adanya persarafan pada kolon sehingga menyebabkan gangguan peristaltik pada kolon. Penanganan Hirschsprung dilakukan pembedahan dengan metode <em>Pull-through</em>. Data mengenai hasil luaran fungsional pasca <em>pull-through</em> belum banyak didapatkan terutama di Indonesia Dengan menggunakan skor Rintala, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis luaran fungsional pasien Hirschsprung pasca <em>Pull-through</em> berdasarkan skor Rintala dari studi literatur. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur sebanyak lima belas sumber literatur yang diperoleh dari mesin pencari <em>Google Scholar, Pubmed, Science Direct, Elsevier dan DOAJ</em> sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan peneliti. Berdasarkan hasil studi literatur, dari 15 literatur terdapat 14 literatur yang memiliki informasi mengenai usia, jenis kelamin, dan komplikasi pasien Hirshscprung pasca <em>pull-through</em>. Kemudian, dari 15 literatur, semua literatur memiliki informasi mengenai evaluasi pasca <em>Pull-though</em> menggunakan skor Rintala serta jenis operasi Pull-through yang digunakan. Berdasarkan jenis kelamin pasien Hirschsprung lebih banyak terjadi pada anak laki, usia saat evaluasi berkisar 3-11 tahun. Komplikasi pasca <em>Pull-through</em> ditemukan berupa enterokolitis, striktura anastomosis, dan Konstipasi. Skoring rintala didapatkan hasil interpretasi “kontinensia Baik” di semua literatur dan sebagian besar literatur menggunakan teknik TEPT</p> <p><strong><em>Kata kunci: Hirschsprung, Pull-through, Skor Rintala</em></strong></p>Muhammad Arvienji Wardaya, Miftahurrahmah Miftahurrahmah, Esa Indah Ayudia, Willy Hardy Marpaung, Humaryanto Humaryanto, Budi Justitia
Copyright (c) 2023 Jurnal Litbang Edusaintech
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/23Mon, 18 Dec 2023 00:00:00 +0000Pengembangan Formasi Perekayasa Dan Penerimaan Sumberdaya Manusia Terbaru Melalui Formasi Tertentu
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/37
<p>Tujuan dari formasi jabatan fungsional perekayasa diperlukan untuk merancang jumlah personil perekayasa dalam suatu kegiatan kerekayasaan proses peningkatan jabatan karir bagi pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya di suatu unit atau instansi lingkup kegiatan kerekayasaan meliputi merancang menghitung, melakukan eksplorasi/ observasi/ pengujian produk, model atau sistem, dan melakukan proses perbaikan, pengoperasian maupun pemeliharaan dari suatu produk, model ataupun system. Formasi jabatan fungsional perekayasa dalam satu kegiatan per unit digunakan pendekatan asumsi konfigurasi organisasi kerekayasaan sesuai kebutuhan personil satu kegiatan pertahun yang identik dengan minimal berjumlah 14 orang. Proporsi empat jabatan perekayasa, yaitu perekayasa pertama : perekayasa muda: perekayasa madya: perekayasa utama dengan rasio berbanding antara 4:3:2:1. Rancangan formasi jabatan fungsional perekayasa pada satu instansi atau satu unit dapat digambarkan secara dinamik dengan menggunakan konsep <em>personel requirement planning</em> antara akumulasi jabatan perekayasa dengan waktu ke waktu dalam lima tahun.</p>Edy syamsuddin
Copyright (c) 2023 Jurnal Litbang Edusaintech
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/37Mon, 18 Dec 2023 00:00:00 +0000Prediksi Perubahan Iklim di Indonesia pada tahun 2013-2014 menggunakan LSTM
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/49
<p>Keberadaan <em>deep learning</em> saat ini sangat menguntungkan dan membantu manusia di kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah prediksi, prediksi apapun dapat dilakukan dengan <em>deep learning</em> selama data yang didapatkan memungkinkan untuk diolah. Dalam penelitian ini, dilakukan prediksi perubahan iklim. Karena seiring perkembangannya zaman dan terjadinya <em>global warming</em>, perubahan cuaca semakin tidak menentu. Maka dari itu sering terjadi kekeliruan dalam menentukan kapan waktu musim hujan dan musim panas. <em>Deep learning</em> merupakan sebuah jaringan syaraf tiruan yang terdiri dari banyak <em>layer</em>, yang dimana <em>layer </em>tersebut tersusun dari banyak <em>node</em>. Arsitektur <em>deep learning</em> yang digunakan untuk prediksi di penelitian ini adalah <em>Long Short Term Memory (</em>LSTM<em>)</em>. Pada penelitian ini penggunaan LSTM dikarenakan berdasarkan penelitian sebelumnya, prediksi dengan yang menggunakan arsitektur ini dapat menghasilkan output yang cukup baik. Berdasarkan hasil pengujiannya dari 12 data dengan 1.859 <em>data training</em>, telah didapatkan bahwa nilai <em>r2 score</em> sebagai nilai kemiripannya sebesar -3.7490698103542037, dengan nilai <em>mean squared erro</em>r sebesar 0.001512831193394959. Angka ini merupakan hasil yang cukup baik dengan tingkat kemiripan antara hasil sebenarnya dengan hasil prediksi yang terpaut tidak jauh berbeda.</p>Dhifan Diandra H, Fathina Atsila F, Sulthon Akhdan G, Novanto Y, Raihan
Copyright (c) 2023 Jurnal Litbang Edusaintech
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/49Mon, 18 Dec 2023 00:00:00 +0000Staphylococcus aureus and Aspergillus Funigatus infections In Making Animal Models of Rhinosinusitis
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/79
<p><em>Rhinosinusitis is an inflammation of the mucosa or mucous membranes of the nose and sinuses, the most common being maxillary sinusitis and ethmoid sinusitis, while frontal sinusitis and sphenoid sinusitis are less common. Rhinosinusitis is caused by any condition that blocks the flow of mucus from the sinuses to the nasal cavity. If rhinosinusitis is not treated or does not heal completely, it can cause several complications for the patient such as infection of the brain, infection / swelling of the tissue around the eyeball, decreased vision function, bone infection around the sinuses, pus coming out of the face, changes in facial shape / protruding / swelling, and sore throat often recur. The main purpose of the medical system in Islam is to maintain health rather than cure disease. Sinusitis that is not immediately treated can also cause permanent loss of the sense of smell. Usually sinusitis is treated with medication. But in certain cases, sinusitis must be treated with surgery. The animal model of rhinosinusitis was made by blocking the right nares of rats by using Merocel tamponade. Then an incision is made in the skin, superior to the maxillary sinus. Intraperitoneal induction and intranasal induction 0.1 ml of a solution of Streptococcus aureus type 1, consisting of 107-109 S. aureus/ml, and Aspergillus Fungigatus 107-109/ml were inoculated into the right maxillary sinus. The same amount of physiological saline was also injected into the left maxillary sinus as a control agent.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Rhinosinusitis is an inflammation of the mucosa or mucous membranes of the nose and sinuses, the most common being maxillary sinusitis and ethmoid sinusitis, while frontal sinusitis and sphenoid sinusitis are less common. Rhinosinusitis is caused by any condition that blocks the flow of mucus from the sinuses to the nasal cavity. If rhinosinusitis is not treated or does not heal completely, it can cause several complications for the patient such as infection of the brain, infection / swelling of the tissue around the eyeball, decreased vision function, bone infection around the sinuses, pus coming out of the face, changes in facial shape / protruding / swelling, and sore throat often recur. The main purpose of the medical system in Islam is to maintain health rather than cure disease. Sinusitis that is not immediately treated can also cause permanent loss of the sense of smell. Usually sinusitis is treated with medication. But in certain cases, sinusitis must be treated with surgery. The animal model of rhinosinusitis was made by blocking the right nares of rats by using Merocel tamponade. Then an incision is made in the skin, superior to the maxillary sinus. Intraperitoneal induction and intranasal induction 0.1 ml of a solution of Streptococcus aureus type 1, consisting of 107-109 S. aureus/ml, and Aspergillus Fungigatus 107-109/ml were inoculated into the right maxillary sinus. The same amount of physiological saline was also injected into the left maxillary sinus as a control agent.</em></p> <p><em> </em></p>Renny Wijayanti, Andriana Tjitria Widi Wardani , Agung Sulistyanto
Copyright (c) 2023 Jurnal Litbang Edusaintech
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/79Mon, 18 Dec 2023 00:00:00 +0000Uji Permutasi Data Curah Hujan Dengan Phobs Dan Aws Di Karimun Jawa
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/110
<p>Curah hujan merupakan volume air hujan yang jatuh dalam suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Pengamatan curah hujan dilakukan secara manual menggunakan Penakar Hujan Observatorimum (PH OBS) dan secara otomatis menggunakan Automatic Weather Station (AWS). Pengukuran manual dan otomatis biasanya memiliki perbedaan. Oleh karena itu dilakukan uji permutasi untuk membandingkan data curah hujan yang dihasilkan dari kedua alat tersebut. Uji ini adalah salah satu uji alternatif jika asumsi kenormalan data tidak terpenuhi. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov diperoleh variabel observasi manual (PHOBS) maupun AWS sebesar 0.000, karena nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa asumsi normalitas tidak terpenuhi. Sedangkan hasil pengujian permutasi menggunakan perulangan for menunjukkan angka 0.57956 sementara menggunakan package “coin” menunjukkan angka 0.5766246 dan 0.57428, nilai p value dari keduanya baik menggunakan perulangan for ataupun menggunakan package “coin” lebih dari 0.01 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengukuran curah hujan menggunakan pengamatan manual (PHOBS) dan Automatic Weather Station (AWS).</p>Prizka Rismawati Arum, Tiani Wahyu Utami, Laila Khoirun Nisa, Elvia Nanda Sofiyanti, Indah Sulistiya , Velia Arni Widyasari, Nursamsiah Nursamsiah
Copyright (c) 2023 Jurnal Litbang Edusaintech
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/110Mon, 18 Dec 2023 00:00:00 +0000Front Matters: Front Cover, Editorial Team & Table of Contents
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/112
Editorial Board
Copyright (c) 2023 Jurnal Litbang Edusaintech
https://journal.pwmjateng.com/index.php/jle/article/view/112Mon, 18 Dec 2023 00:00:00 +0000